By. Narasumber online blog
Jambu air
merupakan salah satu jenis buah yang cukup populer di kalangan masyarakat
Indonesia. Buah musiman ini memiliki kandungan air yang tinggi dengan rasa yang
manis. Tanaman buah ini mulai marak ditanam dalam pot karena bibit dari
perbanyakan sambung, cangkok, dan okulasi mampu berbuah pada umur 2 tahun.
Tinggi tanaman rata-rata mencapai 2—2,5 m.
Mengenal
lingkungan tumbuh
Jambu air
akan tumbuh optimal jika dipelihara di lingkungan yang sesuai dengan syarat
tumbuhnya. Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar di
lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.
Tanaman ini menginginkan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhan dan pembuahan
yang optimal. Suhu yang diinginkan berkisar 18-28 ÂșC dengan curah hujan yang
rendah/kering, sekitar 500-3.000 mm/tahun. Kelembapan udara yang berkisar
50-80% juga menjadi faktor pertumbuhan yang baik. Intensitas cahaya matahari
yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40-80%, pada intensitas ini akan
dihasilkan kualitas buah yang baik. Angin berperan dalam penyerbukan bunga.
Angin yang terlalu besar akan menyebabkan
bunga rontok.
Media tanam
Media tanam
yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, dan banyak
mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) media tanam jambu air
berkisar antara 5,5–7,5.
Memilih
bibit
Dalam memilih
bibit, ada baiknya dipilih bibit yang telah disertifikasi. Bibit sebaiknya
berasal dari hasil penempelan (okulasi) atau penyambungan yang telah berumur
minimal 4 bulan. Panjang tunasnya minimal telah mencapai 30 cm dan memiliki 6
helai daun. Yang terpenting, bibit harus bebas dari hama dan penyakit.
Penanaman di
pot
Untuk budidaya jambu air dalam pot langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
Untuk budidaya jambu air dalam pot langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
1.
Letakkan pot yang masih kosong di tempat yang diinginkan dan
tidak ternaungi oleh atap atau tajuk tanaman lainnya. Beri ganjalan pot,
kira-kira 10 cm dari tanah.
2.
Lubang pada dasar pot ditutupi dengan pecahan genteng, agar
media tanam tidak mudah larut terbawa air siraman.
3.
Masukan media tanam ke dalam pot hingga batas 5 cm dari bibir
pot. Media tanam yang digunakan bisa berupa sekam, pupuk kandang, dan tanah
(2:2:1). Padatkan media dengan cara menggoyang-goyang dinding pot, lalu siram hingga
cukup basah. Biarkan 2-3 hari agar media tanam dapat mengendap dan stabil.
4.
Buat lubang tanam pada media tepat di tengah-tengah pot
dengan ukuran sebesar polibag bibit.
5.
Lepas bibit dengan cara menggunting polibag, lalu periksalah
kondisi perakarannya. Jika sudah aman dan cukup rapi, masukkan bibit
perlahan-lahan ke dalam lubang tanam, lalu urug dengan media hingga batas
pangkal batang dan siram dengan air secukupnya. Waktu penanaman sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan dan sore hari.
6.
Beri ajir bambu untuk menyangga tanaman sehingga tanaman
tidak mudah goyah jika tertiup angin. Lakukan penyiraman secara teratur.
Agar sehat
dan pertumbuhan optimal
Jambu air
dalam pot semarak buah
Untuk
mendapatkan tanaman tetap sehat dengan pertumbuhan optimal, tentunya tanaman
harus dirawat. Memelihara tanaman jambu air dalam pot tidak terlampau sulit.
Kunci penting dalam cara
budidaya tanaman ini adalah pemupukan, penyiraman, dan pemangkasan.
Pemupukan
diberikan secara rutin agar tanaman tumbuh subur. Sebelum masuk masa berbunga
dan berbuah (biasanya saat memasuki musim kemarau), lakukan pemupukan dengan
nitrogen tinggi. Ganti nitrogen dengan pupuk berkadar P tinggi jika ingin
merangsang bunga yang ditambahkan dengan penyemprotan hormon sitokinin.
Penyiraman
mutlak dibutuhkan karena media tanam dalam pot relatif cepat mengering. Lakukan
penyiraman setip pagi dan sore hari, terutama saat kondisi terik. Penyiraman
bisa menggunakan selang atau gembor dengan menyemprotkannya pada media tanam
dan daunnya.
Pemangkasan
terutama dilakukan untuk membentuk tajuk dan merangsang pembungaan. Pilih tiga
atau empat batang utama sehingga tajuk tanaman menjadi rimbun. Pemangkasan
dilakukan 1-2 cm dari batang utama sehingga luka bekas pangkasan tidak melukai
batang utama.
Mengendalikan
hama dan penyakit
Hama
Ulat pagoda
(Pagodiella hekmeyeri) dan Ulat
kepala bagong (Carea angulata)
Gejala : Ulat
sangat rakus memakan daun, sehingga daun menjadi bopeng dan rusak.Tanaman tetap
menghasilkan buah tetapi jumlahnya berkurang.
Pengendalian: dengan
cara mengumpulkan telur, ulat, dan kepompong untuk
dimusnahkan.
Atau menyemprotkan pestisida sistemik (Dimecron 50 SCW).
Kutu perisai
hijau
Ciri:
Menyebabkan terjadinya cendawan hitam seperti jelaga pada daun dan
bagian-bagian tanaman yang hijau.
Pengendalian: cara alami
dimakan oleh beberapa macam kepik dan ulat. Kutu ini di musim penghujan bisa
musnah oleh serangan beberapa macam cendawan.
Keluang dan
codot
Gejala
: Buah-buah menjadi rusak karena digerogoti.
Pengendalian:
buah-buahan yang hampir tua dibungkus kantong kertas/kain-kain
bekas.
Pasilan atau
benalu
Gejala
: Batang tanaman dijalari oleh benalu yang menempel dengan
akarnya.
Pengendalian: dibuang
dan dibersihkan.
Penggerek
batang
Gejala
: Batang menjadi berlubang
Pengendalian: dengan
cara menyumbatkan kapas yang telah direndam insektisida Diazinon atau Bayrusil
kedalam lubang batang yang digerek.
Penyemprotan
insektisida harus dihentikan apabila tanaman sedang berbuah, karena pestisida
sistemik itu cara kerjanya meresap ke dalam tanaman yang akan dimakan oleh
hama, sehingga di khawatirkan buah akan mengandung racun jika saat penyemprotan
tanaman tesebut sedang berbuah. Penyemprotan obat penangkal hama dan penyakit
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari dan di semprotkan ke seluruh
bagian tanaman.
Penyakit
Gangguan
pada akar
Pemupukan
yang kurang hati-hati pada jambu air yang sedang berbuah dapat menyebabkan akar
tanaman luka, maka bunga atau buah jambu air bisa rontok. Semua ini terjadi
karena tanaman tidak mendapat suplai air dan zat makanan sebagaimana mestinya
akibat rusaknya akar tersebut. Selain itu tanah yang berlebihan supali air juga
dapat merontokkan bunga/buah, sebab sebab air yang menggenang membuat akar
susah bernafas dan mengundang cendawan yang bisa membusukkan akar.
Pengendalian
: Lakukan pemupukan dan penyiraman secara hati-hati.
Gangguan
pada buah
Penyebab:
ulat atau lalat buah (dacus pedestris) dan
sejenis cendawan yang mengakibatkan buah rontok, busuk. Serangga ini langsung
menyerang buah dengan ciri noda berwarna kecoklatan atau kehitaman pada
permukaan buah.
Pengendalian: (1) cara
membungkus buah dengan kertas koran, kantong semen, atau plastik sewaktu masih
dipohon (2) dengan penyemprotan insektisida thioda (2-3
cc/liter air) dan fungisida dithane (3 cc/liter
air).